Thursday, May 9, 2024

Biawak oh... Biawak


Karya : Jusman Anuar
Editor : Haris Cempaka
Siswa SMP Terbuka
CLC Asia Oil palm 2
TKB Pontian Fico

“Mak, mana pancing punyaku…..?, dulu aku simpan diatas lemari, kok sekarang tidak ada?” teriaku dari kamar. Emak tidak menyahut, dia sedang asyik memasak didapur. “maaaaak…..!!! mana pancingku maaaak….!!!??” aku berteriak kembali memanggil emak yang tidak menyahut pertanyaanku, padahal aku sudah cukup kencang memanggilnya.
“cari Saja di kamar, mungkin terselip” kata ibu berteriak. “tidak ada….!!!” Aku agak kesal karena ibu tidak membantuku mencari alat pancingku. “cari dulu yang betul sayang……!!!, ibu sedang memasak dulu, nanti gosong lagi makanannya” kata ibu.
Aku mencari ke setiap sudut kamarku, diatas lemari, di bawah ranjang, di pojok-pojok kamar. Tetapi tetap saja alat pancingku belum aku temukan. “carilah di tempat lain sayang……!!! Mungkin kamu lupa menyimpannya” kata ibu menyarankan. Karena tidak kutemukan di kamar aku akhirnya mencari di dapur, ternyata pancing ku ada di balik lemari tempat penyimpanan alat-alat makan. “sudah ada bu….!!!, aku pergi memancing dulu ya….!!!” Aku pamit sama ibu, “iyah, hati-hati sayang jadangan terlalu sore pulangnya yach” kata ibu mengingatkan. “iya bu….!!!” Aku keluar rumah menghampiri temanku yang sudah menunggu lama diluar ketika mengajaku memancing ke sungai. Temanku ini namanya Julius, ia baik dan lucu. Kami pergi berdua menjemput si aswan, ketika sampai di rumahnya Aswan sudah siap dengan alat pancingnya. Kami bertiga berangkat kesungai, sambil bercanda dan mengobrol kesana-kemari. Tidak terasa 30 menit kami berjalan menyusuri jalan setapak melintasi perkebunan kelapa sawit yang sudah tinggi, mungkin sekitar 15-20 meter tingginya. Banyak hewan-hewan yang terlihat di sini, ada burung bangau, tikus, biawak, burung-burung dan serangga. Semuanya berpadu dalam harmoni suara alam yang membuat hati terasa tenang dan bebas. Aku hirup udara sore yang segar, ku tarik nafas dalam-dalam “ahhhhhhhh…..segarnya”. namun tiba-tiba seekor biawak yang sangat besar lewat di depan kami. “wey….wey….. awas ada biawak, ayo laaaaarriiii…..!!!” si Aswan berteriak kencang sekali. “aaaaaaaa…..aaaaaa….aaaaaa” kami semua berhambur dan lari terbirit-birit melihat biawak sebesar badan kami.

Saturday, March 2, 2013

MY FAMILY






















Lilin Hitam Kelam

Nampak seberkas cahaya
Merambat perlahan
Dalam sebuah kegelapan tak berbayang
Mengambang dalam nafas kesesakan
Ia menerangi sekitarnya
Hanya sedikit yang ia jangkau

Cahaya itu merambat perlahan kebawah
Mengikuti sang benang
Yang tak mampu menahan
Tiba-tiba terdengar suara
"oh..... sakitnya terbakar rasa"
Merintih dalam kegelapan

Perlahan remang-remang pun datang
Menampakan yang tak nampak
Membuka siapa yang tersembunyi
Api itu terus membakar tubuhnya
Yang hitam kelam
Sampai kapankah..........?
Kau menerangi sekali membakar tubuhmu
Wahai lilin hitam kelam



By Haris Cempaka
PONTIAN FICO, 30 OKTOBER 201

Sunday, February 10, 2013

Kenangan yang tak Terlupakan


Pada waktu itu aku begitu bahagia dengan semua yang ku lakukan. meski dengan berbagai keterbatasan aku merasa enjoy, bahagia dan bangga dengan diriku. aku bisa menembus ladang sawit yang bak permadani kalau kita lihat dari atas  cakrawala. saat itu merupakan perjalananku menuju Ladang Genting Tenegang sebuah Tempat Kegiatan Belajar (TKB) dari pada CLC Asia Oil Palm 2 yang aku tangani. Ladang ini merupakan ladang terdekat dari Asia Oil Palm 2, karena letaknya bersebelahan. Secara Struktural Syarikat Genting Tenegang termasuk ke dalam kumpulan Genting Plantation Groups. sedangkan Asia Oil Palm termasuk J.C Chang Groups. sehingga meskipun bersebelahan maka tidak ada jalan resmi yang langsung dari Asia Ke Genting tenegang tetapi harus muter dulu ke jalur lain melalui gate Ladang Genting Bahagia. 
adapun jalan yang kami lalui ini adalah jalan tikus atau jalan pintas yang sebenarnya Ilegal dan dilarang oleh pihak syarikat. namun  masyarakat pekerja dari kedua ladang terbiasa dan selalu lewat meskipun melalui parit-parit yang dipaksa jadi jalan. 
saat itu sedang musim hujan sehingga jalan menuju kesana licin dan sangat susah di lalui sehingga kami harus turun terlebih dahulu dari motor yang kami kendarai.  memang tidak ada pilihan harus melalui jalan tersebut, jaraknya cukup dekat mungkin sekitar 10 Km saja dapat di tempuh dalam waktu 15 menit.  tapi kalau lewat jalur utama bisa sampai 2 jam perjalanan.
yang menarik dari peristiwa ini adalah bagaimana semangat anak-anak yang saya bina mereka begitu antusias dan semangat sekali belajar padahal waktu itu memang sayang sangat kerepotan dengan memegang 5 TKB, hanya 2 TKB yang ada guru Indonesianya yaitu Ladang Hwa Li 3 ada Pak Suwandi dan Pontian Fico datang pada bulan Desember yaitu Pak Muntohar. sementara ladang asia, Tenegang dan Pahang belum ada guru indonesia baru dikirim pada bulan Juni.
anak-anak nya selalu ceria dan semangat sehingga saya yang agak kecapean pun bisa terus tersenyum bangkit utukmengajar mereka. 
dan Alhamdulillah sekarang setiap TKB sudah ada guru Indonesianya semoga kedepan anak2 didik saya bisa lebih baik lagi dan melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi dan mereka bisa merubah nasib mereka sendiri yang asalnya hanya buruh menjadi Tuan-tuan dan meneger-meneger yang baik , jujur dan dermawan.



Borneo Samudera / Sandau
By Haris Cempaka

Sisi Gelapku

             Aku mulai terbangun dalam kegelisahan, meraba apa yang kurasakan antara gelap dan tak berdaya. hati ini terasa janggal dan tak menentu, kupandangi wajahku di dalam kaca nampak sepasang mata yang lelah dengan kehidupan. kehidupan yang terus menghantui. sepasang mata yang memiliki ketakutan dengan sayu dan nampak kosong menerawang ke alam yang tak terjangkau dengan kata. Lamunanku kian jauh menerobos lorong waktu masa lalu yang muncul hanya wajah gelapku. ahhhhhh....... hidup....(aku menundukan kepala dan memejamkan mataku)
              Berharap semua itu hanya mimpi semata, air mataku mulai mengalir dalam hatiku sementara mataku kering serasa tak bersalah. hatiku menangis dengan air mata yang deras bak air hujan.  Indahnya pagi tak seindah rasa hatiku yang penuh noda dan dosa.  aku bingung harus berbuat apa untuk memulai pagi ini padahal  aura pagi dan mentari begitu terasa semangatnya.  
             Dengan malas aku berdiri mencari sesuatu yang sebenarnya aku tidak ingin mencarinya, aku bolak-balik dan modar-mandir tak tentu.sebentar ke kamar sebentar kedapur. rasanya cape banget,  gundah ini terus bergelayutan dalam benaku. ibarat kertas yang selalu ku buat coretan-coretan asal sehingga terbentuklah suatu gumpalan besar seperti benang kusut yang tiada ujungnya.  lelah begitu terasa dan dadaku mulai sesak, kepalaku berat dan pening sehingga aku lebih baik tidur dan malas-malasan. badanku terasa tidak bertenaga lunglai dan lemas. aku berbaring menyamping namun mataku masih terbuka, ku mainkan Handpone Nokia jadulku lalu kubuka dan ternyata masih belum berubah ketika ku coba tekan angka *124# (bintang satu dua empat pagar) itu tidak selang beberapa detik muncullah kalimat your sim Card is error balance RM 00.00 lalu ku tutup dan ku buka menu dengan malas, kutekan-tekan kekiri dan kanan aku mencari sesuatu yang sebenarnya aku tidak mau membukanya karena ketika ku tekan salah satu nombor kontak di daftar kontak masih juga belum terhubung dengan siapapun. akhirnya ku kembali ke menu utama aku geserkan lagi ke sebelah kanan lalu aku berlabuh pada salah satu menu kedua terakhir sebelum menu eksatra yakni menu games. games HP nokia jadul itu hanya memuat beberapa item saja. aku coba salah satu games yang biasa ku mainkan ketika waktu iseng BOUNCES itulah nama gamesnya. aku selalu kalah dan karena kesal aku matikan HP ku.  mataku masih belum terpejam dan pikiranku kian rumit dan tak terarah tidak ada fokus yang ku bidik semuahanya lintasan-litasan yang tak berujung silih berganti.
            Entahhhhhhhh........................apa sebenarnya yang aku pikirkan ??????
            Lalu aku berganti posisi karena aku merasa tanganku sebelah kanan dan badanku terasa pegal-pegal. kini aku berubah posisi menjadi terlentang, kaki kananku ku taruh di atas kaki kiri sambil kudekapkan kedua tanganku diatas dada.mataku menatap keatas langit-langit yang dipenuhi oleh benang-benang laba-laba, nampak begitu kusut dan tak beraturan seperti bayangan yang ada di kepalaku, langit-langit putih itu terus kupandang sampai mucul sebuah bayangan-bayangan yang terus silih berganti begitu cepat. aku merasa lelah dan cape sekali lalu aku pejamkan mata berharap bisa tertidur dengan cepat dan bermimpi bertemu sang bidadari. atau mimpi indah yang tak pasti. supaya pikiranku sedikit berhenti memikirkan sesuatu yang tak pasti. 


Borneo Samudra (Sandau) 
By Haris Cempaka